Rabu, 11 April 2012

Resepsi Adat Jawa


-Tata Cara Prosesi Pernikahan Adat Djawa-

masku..sesuai janji adek semalam, ni adek ketikin semua prosesi pernikahan adat jawa, yang adek ceritain dibawah ini adalah prosesi lengkapnya dari awalproses lamaran sampe pernikahan, supaya nanti kalo masku udah baca mas bisa sedikit mengerti proses2 apa aja to yang harus dilalui saat kita akan menikah, soalnya...calon suami adek orang jawa, papa adek orang jawa, calon besan pun orang jawa, ya karena kita tinggal dijawa, orangtua kita juga dari jawa, ya jadi pernikahan kita nanti insy4JJi ya memakai tradisi adat jawa

nggak lucu kan masak kita berdua yang mau nikah kita sendiri nggak tau prosesi dan tahap2 pernikahan adat jawa tu bagaimana, tadinya..aslinya adek tu ya nggak ngerti apa2, yang adek tau, cuman sebelum pernikahan itu ada lamaran, sesudah pernikahan itu ada resepsi, udah itu tok...ternyata setelah adek denger omong2an keluarga adek pas nentuin kesepakatan prosesi pernikahan kita yang terlintas dipikiran adek tu "kok ribet banget ya..."jadi setiap adek intrupsi kenapa harus begini?kenapa harus begitu? yang aslinya adek tu pengen tanya, malah dikira sodara adek, adek tu tukang protes, mungkin mereka mbatin, udahlah ini urusan orangtua...cuman kan sesuai pesen mas, walopun ini urusan orangtua, tapi kan pelaku pernikahannya kita, kita juga harus tau kan detail2nya bagaimana, jangan asal nerimo ajah..iya kan masku????
ya maka dari itu adek mutusin untuk berusahan cari2 informasi sendiri, sebenernya apa ajah sich tahap2 prosesi pernikahan adat jawa, adek baca buku tentang tata adat prosesi pernikahan adat jawan...adek buka-buka internet, buat mbandingin apa yang ditulis dibuku sama nggak dengan situasi dilapangan..ya daripada adek tanya sama sanak sodara malah dikira cerewet nanya2, ya udah adek cari tau aja sendiri....
setelah sedikit mudeng, sekarang giliran adek yang ceritain sama mas "apa ajah sich prosesi pernikahan dalam adat jawa itu?" nggak usah dipikir ribetnya, adek pun dulu berfikir begitu, tapi setelah adek berusaha memahami (sangat berusaha untuk memahami karena pada dasarnya pikiran adek nggak jauh beda sama mas, kalo bisa praktis kenapa harus ribet???) ternyata setiap prosesi dan tahap2an pernikahan adat jawa memiliki makna dan arti yang tersirat sendiri2 lhow masku, dan semua makna2nya tu adalah makna yang baik2, makna yang diharapkan jadi doa buat calon pengantinnya kelak dalam membina rumah tangga (amien)
ni adek ketikin satu persatu ya....semuanya ada IV babak alias IV proses adek jabarin satu satu ya...
BABAK I (TAHAP PEMBICARAAN)
yaitu babakatau tahap pembicaraan antara pihak yang akan punya hajat/mantu dengan pihak calon besan, mulai dari pembicaraan pertama sampai tingkat melamar dan enentukan hari penentuan (gethok dina)
1. Congkog
Duta yang diutus oleh keluarga CPP untuk menanyakan dan mencari informasi terhadap kondisi dan situasi calon besan (kluarga CPW), karena CPP ada perasaan cinta kasih dengan CPW yang berencana kan dilamar, tugas duta atau congkog yang utama ialah menanyakan kepada kluarag CPW apakah sekiranya CPW masil single atau sudah ada pihak lain yang mengikat atau pepalang lain (utusan lain) yang sudah pernah menghadap ke sana.
2. Salar
Utusan dari CPP meminta jawaban dari pertanyaan pada waktu yang lalu (congkog), dan pihak CPW memberi jawaban apakal bersedia ato tidak
3. Nontoni
Acara dilakukan setelah pihak calon besan memberi lampu hijau, artinya lamaran diterima, pembicaraan bisa dilanjutkan, di zaman sekaran acara nontoni ini dilakukan oleh CPP beserta orangtua dengan mengajak saudara2nya, dalam acara ini, CPW secara tidak langsung dipertontonkan kepada calon mertua dan saudara2 CPP, diajak duduk bersama sekaligus berkenalan dengan calon mertua, dengan demikian hati orangtua CPP dapat melihat secara hening tentang kepribadiannya secara fisik dari raut muka, gerakgerik CPW sebagai mantunya kelak.
4. Nglamar
memantapkan pembicaraan serta menetapkan hari H, tentang rencana dan acara selanjutnya, biasanya disertai wakil keluarga dan kerabat, dalam acara ini diharapkan para pelaku yang ditugasi mampu menunjukkan sikap rendah hati, santun, meyakinkan, bahasa, sikap dan perbuatan yang mengesankan serta berbudi luhur bersusila, setelah itu biasanya diadakan semacam ikatan dalam simbol-simbol tertentu yang terkenal dengan istilah peningset yang dipadukan dengan srah-srahan.

BABAK II (TAHAP KESAKSIAN)
babak ini merupakan peneguhan pembicaraan yang disaksikan oleh pihak ketiga, yaitu warga kerabat dan atau para sesepuh di kanan-kiri tempat tinggalnya, melalui acara-acara2, sebagai berikut :
1. Srah-srahan
yaitu menyerahkan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara sampai hajat berakhir, untuk itu diadakan simbol-simbol barang-barang yang mempunyai arti dan makna secara khusus, berupa cincin, seperangkat busana purti, makanan tradisional, buah-buahan, daun sirih dan uang,
makna dan maksud bendabenda tersebut adalah
a. cincin emas
yaitu dibuat bulat tidak ada putusnya, maknanya agar cintanya abadi tidak terputus sepanjang hidup.
b. seperangkat busana putri
bermakna masing-masing harus pandai-pandai menyimpan rahasia terhadap oranglain
c. perhiasan yang terbuat dari emas, intan, berlian
mengandung makna agar calon CPW selalu berusaha untuk tetap bersinar tidak membuat kecewa
d. makanan tradisional
terdiri dari jadah, lapis, jenang, wajik yang terbuat dari beras ketan, beras ketan sebelum dimasak hambur, tetapi setelah dimasak dengan adonannya menajdi lengket, begitulah harapannya semoga kedua calon oengantin cintanya lengket selama-lamanya
e.buah-buahan
bermakna penuh harap agar cinta mereka dapat menghasilkan buah kasih terhadap keluarga dan masyarakat
f.daun sirih
daun ini muka dan punggungnya berbeda rupa tetapi kalau digigit sama rasanya, bermakna bersatu hati berbulat tekat tanpa harus mengorbankan perbedaan.



2. Peningsetan
kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin antara kedua calon pengantin, Tata cara pelaksanaan pemasangannya sesuai dengan adat yang berlaku yang penting ada saksi-saksinya
3. Asok tukon
Hakikatnya adalah penyeahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan kepada keluarga pengantin puteri
4.Paseksen
adapun yang hadir dalam acara itu selain dimohon doa restunya juga menjadi saksi, tetapi ada juga petugas yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terimakasih yang dinamakan tembaga miring (berupa uang dari pihak calon besan)
5.Gethok Dina
menetapkan kepastian hari untuk ijab qobul dan resepsi, harus ada kesepakatan bersama antara kedua belah pihak, untuk mencari hari, tanggal, bulan, ada yang minta bantuan kepada seseorang yang dianggap ahli dalam hal itu, ada pula yang tidak yang pening kedua belah pihak ada persetujuan bersama

BABAK III (TAHAP SIAGA)
Pada tahapan ini yang punya hajat mengundang para sesepuh dan sanak saudara untuk embentuk panitia dan pelaku yang melaksanakan kegiatan acara-acara pada waktu sebelum pertepatan dan sesudah hajatan.
1. Sedhahan
yaitu cara mulai merakit sampai membagi surat undangan
2. Kumbakarnan
pertemuan membentuk panitia hajatan mantu, dengan cara :
a. pemberitahuan dan permohonan bantuan kepada sanaksaudara keluarga, tetangga, handai-taulan dan kenalan
b. ada rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksana
c. mencukupi segala kerepotan dan keperluan selama hajatan perlangsung
d.pemberitahuan tentang pelaksanaan hajatan serta telah selesainya pembuatan surat undangan
3. Jenggolan atau jonggolanSaatnya calon pengantin sekalian melapor ke KUA (di masing-masing domosili calon pengantin), tata cara ini sering disebut juga tandhakan atau tandhan, artinya untuk memberi tanda di kantor catatan sipil akan adanya hajatan mantu atau peresmian pengantin, orangtua calon menentukan calon pengantin akan ijab di KUA ataukah mengundang KUA ke rumah, pada kesempatan ini sekaligus naib akan memberitahu tentang penataran (pembekalan) pranikah


BABAK IV (TAHAP RANGKAIAN UPACARA)
Tahapan ini dilaksanakan untuk menciptakan nuansa bahwa hajatan mantu sudah tiba saatnya, sekurang-kurangnya ada 5 atau enam tahapan, diantaranya :
1. Pasang tratag dan tarub
Dengan memasang tratag lalu dilanjutkan dengan pasang tarub, pihak tuan rumah memberi tanda resmi adanya hajatan mantu kepada masyarakat, tarub dibuat menjelang acara inti tiba, karena banyak ragam yang harus dikemas berarti membutuhkan waktu agak panjang dan agar hasilnya sempurn, ciri khas dari tarub adalah dengan dominasi daun kelapa muda (janur), hiasa warna warni dan barang-barang lain untuk menambah suasana asri tarub tersebut, jika berkenan dapat juga dilengkapi dengan umba rampe selamatan berupa nasi uduk, nasi asahan, nasi golong dan kolak ketan.





2. Kembar mayang
dari kata kembar artinya sama dan mayang artinya bunga pohon jambe atau sering disebut sekar kalpataru dewandaru, lambang kebahagiaan dan keselamatan, pembuatannya biasanya diserahkan kepada sesepuh, namun dijaman modern ini biasanya pembuatan kembar mayang langsung diserahkan kepada pihak dekorasi,benda-benda tersebut sekaligus untuk menghiasi asasana wiwara yang digunakan dalam acara panembusing kemar mayang dan pada waktu upacara panggih
jika peresmian pawiwahan sudah selesai dilaksanakan, biasanay kembar mayang dilabuhkan atau dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut yang mempunyai maksud dan makna agar engantin berdua selalu ingat asal muasal hidup ini adalah bapak dan ibu sebagai perantara dari Tuhan Yang Maha Kuasa



3. Pasang tuwuhan (pasren)
Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan yang melambangkan isi alam semesta, dipasang di pintu masuk ke tempat peresmian atau tempat duduk pengantin, dulunya pengerjaan tuwuhan ini diserahkan kepada sesepuh yang dipercaya, namun pada saat ini biasanya pengerjaan tuhuwahn langsung diserahkan pada pembuat dekorasi begitu juga kembar mayang, hanya pada saatpemasangan pertama dimulai oleh orang yang dituakan, jenis-jenis tumbuhan disesuaikan dengan keberadaan lingkungan setempat , dan setiap jenis tumbuh-tumbuhan yang dipasang pada tuwuhan masing-masing mengandung makna dan harapan tersendiri


Kebudayaan Khas Indonesia
1. Upacara Pernikahan Adat Jawa
Mantenan Adat Jawa
Upacara pernikahan di Indonesia ada yang dilakukan sesuai dengan adat setempat masing-masing. Upacara pernikahan adat jawa misalnya, harus dilakukan sesuai dengan urutannya. Rangkaian upacara adat pengantin Jawa adalah sebagai berikut:
1. Upacara siraman pengantin putra-putri.
2. Upacara malam midodareni
3. Upacara akad nikah / ijab kabul
4. Upacara panggih / temu
5. Upacara resepsi
6. Upacara sesudah pernikahan
Nanggroe Aceh Darusallam
Serune Kalee
Alat musik tradisionalnya adalah Serune Kalee, yaitu instrumen tiup tradisional NAD sejenis Clarinet terutama terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat ini terbuat dari kayu, bagian pangkal kecil serta di bagian ujungnya besar menyerupai corong.
Wayang Kulit
Wayang mulai dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
Ciri-cirinya tinggi, besar, matanya melotot, melenggak-lenggok dengan iringan musik, bentuknya seperti boneka dan adanya di Jakarta. Hmm apa ya ituu? Yap itu adalahondel-ondel. Ondel-ondel adalah salah satu kebudayaaan yang ada di Jakarta. Ketika kita mendengar kata ondel-ondel, maka pikiran kita langsung tertuju pada masyarakat suku Betawi.
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian tentunya khas Indonesia. Batik sendiri sudah ada sejak zaman nenek moyang kita pada sekitar abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Corak-coraknya pun mulai berkembang, dari awalnya bercorak hewan dan tumbuhan, kini beralih pada corak abstrak seperti awan, relief candi, wayang beber, dan lainnya. Biasanya corak-corak ini mengikuti filosofi dan budaya daerah masing-masing.
Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Tarian Wali, yaitu seni tari pertunjukan sakra, yaitu fungsinya sebagai pelengkap pelaksana dalam upacara keagamaan yang dilakukan di Pura dan tempat-tempat yang ada hubungannya dengan upacara agama. Jenis-jenis tarian Wali seperti Sang Hyang Dedari, Sang Hyang Jaran, Tari Rejang, Tari Baris dan Tari Janger.
tarian janger